Kiat Meningkatkan TOEFL Melebihi 550
11/05/2016

TRIBUNPEKANBARU.COM Kemampuan bagus berbahasa Inggris hidup di Indonesia suatu keistimewaan. Bahkan, dengan kemampuan berbahasa Inggris yang bagus itu bisa meraih prestasi, bahkan bisa terpilih untuk berkunjung ke luar negeri. Hal itulah yang berlaku pada Miftahul Fauzi. Bujang yang akrab dipanggil Fauzi ini, lahir di Pekanbaru tanggal 13 Maret 1994.

Anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Hermansyah dan Riswani ini, kini duduk di bangku kuliah semester VIII Konsentrasi Diplomasi Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau (UR). Saat kuliah inilah Fauzi berhasil mengunjungi beberapa negara melalui student exchange berkat kemampuannya berbahasa Inggris-nya yang bagus.

Bujang yang hobi travelling, lari, berenang, dan kegiatan sosial ini, bisa mengunjungi United State Amerika (USA), Filipina, India, Malaysia, Kamboja, dan Thailand. Melalui pertukaran pelajar atau student exchange ini, Fauzi tidak saja bisa belajar namun juga bisa sekaligus menjalani hobi travellingnya.

“Saya belajar bahasa Inggris dari kecil, karena saya pernah tinggal di Malaysia bersama orangtua. Orangtua saya kuliah di Malaysia, di rumah dan bahasa sehari-hari adalah bahasa Inggris dan Melayu. Untuk stundent exchange, mengisi essay dengan pertanyaan semuanya dalam bahasa Inggris, dan begitu juga wawancara berbahasa Inggris,” ungkap Fauzi.

Melalui stundent exchange itu, Fauzi mengunjungi USA pada Februari-Maret 2016 lalu, dengan nama program Young Southeast Asian Leaders Intiative. Program ini merupakan program pemerintah USA yang memberikan kesempatan kepada pemuda Asean untuk belajar, dan megikuti kegiatan seperti kepemimpinan, organisasi sosial, kemahasiswaan di universitas-universitas di USA, satu di antaranya yakni Kennesaw State University di Atlanta Georgia. Dari Indonesia ada lima orang yakni, UR, USU, Unibraw, dan Unhas.

Fauzi juga pernah berkunjung ke Filipina pada Februari 2014 di Boracay Island Lima. Kegiatan disana temanya “Youth and Educator Summit”. Membicarakan tentang pendidikan, isu global dan Milenium Development Goals (MDG’S). Disana, Fauzi juga menampilkan kesenian Riau yakni Tari Rentak Bulian, dan berkunjung ke ibukota Filipina yakni Manila, dan ke istana Wakil Presiden Filipina.

Negara selanjutnya yang dikunjungi Fauzi adalah India, dan ia berangkat pada Februari 2014 lalu dan disana selama dua minggu dengan program student exchange Global Youth Meet. Fauzi mewakili Indonesia membicarakan tentang kabut asap di Kota Manipuri, Negara Bagian Imphal. Disana, Fauzi berkunjung ke Kedubes Indonesia di New Delhi, Taj Mahal di Agra, dan Kalkuta.

Masih melalui program stundet exchange, Fauzi mengunjungi Thailand pada Agustus 2014 lalu dan disana selama sebelas hari di Bangkok dan Caam di Chulalonkorn University. Tema pembicaraan dan diskusi saat itu tentang MEA dan partisipasi pemuda dalam menyukseskan komunitas Asean. Fauzi mewakili Indonesia bersama mahasiswa UI, Unhas, IPB, dan Unibraw.

Negara selanjutnya yang dikunjungi Fauzi melalui stundent exchange yakni, Kamboja pada bulan Januari 2015 lalu dan disana selama lima hari di Syam Reap. Kegiatan disana berkemah yang dilaksanakan oleh NGO Transprancy International. Mewakili Indonesia bersama UI, Unhas, dan Universitas Taruma Negara. Pembicaraan disana tentang penanaman nilai-nilai anti korupsi bagi pemuda dan pertukaran budaya, serta berkunjung ke Angkor Wat yang merupakan salah satu keajaiban dunia di Kamboja.

Namun, beberapa kali ke Malaysia, Fauzi hanya untuk jalan-jalan, dan ia mengunjungi Kuala Lumpur, Malaka, Twin Tower Petronas dan bertemu teman-teman stundent exchange yang berasal dari Malaysia.

“Saya bahagia bisa mewakili Indonesia dan mengharumkan nama Universitas Riau, Riau dan Indonesia di negara-negara tersebut. Saya bahagia bisa terlibat aktif dalam diskusi dengan pemuda-pemuda yang tidak hanya dari negara Asean namun juga dunia. Semuanya berdiskusi dalam bahasa Inggris,” tutur Fauzi.

Bujang yang bercita-cita ingin menjadi duta besar Indonesia ini, juga pernah meraih prestasi sebagai Best Speaker untuk Short Diplomatic Course Tambusai International Relation Forum (TINTA For). (nol)

Open source article

Leave a Reply

//]]>